12 Februari 2008
Memaknai Sebuah Keterbukaan
DENPASAR — Tekad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka sudah bulat. Bahkan kata Ketua Dewan Syariah PKS, Dr Surahman Hidayat, keputusan menjadi partai terbuka sudah dipikirkan sebelumnya dan bukan untuk ikut-ikutan.
‘Kami melakukannya dengan keyakinan dan penuh keikhlasan,” kata Surahman, di sela kunjungannya ke Puri Kesiman Denpasar, Bali, Kamis (31/1).
Kunjungan Surahman ke sejumlah Puri di Denpasar merupakan rangkaian acara pelaksanaan Mukernas PKS yang akan berlangsung di Sanur, Bali, mulai Jumat (1/2). Bersama Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Surahman juga mengunjungi Puri Pemecutan Denpasar dan Puri Satria Denpasar, serta berkunjung ke kediaman mantan Ketua MUI Bali HS Habib Adnan.
Dikatakan Surahman, andaikata Mukernas PKS di Sanur 1-4 Februari memutus PKS menjadi partai terbuka, semuanya telah didasarkan atas pertimbangan yang matang dan telah melalui kajian yang mendalam. Karena dalam setiap pengambilan keputusan, kata dia, PKS selalu mendasarinya pada tiga hal, yakni pada kajian atau ilmu, pada keyakinan, dan ketiga dengan keikhlasan.
Kelak lanjut Surahman, bila PKS menjadi partai terbuka, maka siapa pun boleh menjadi anggota dan pengurus PKS, bahkan duduk mewakili partai di legislatif. Yang penting lanjutnya, yang bersangkutan memiliki komitmen yang sama dengan partai.
‘Tentu saja posisi mana yang akan ditempatinya, sangat tergantung pada lama pengabdian dan kiprah yang ditunjukkannya,’ katanya. Mantan Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid, mengatakan meski menjadi partai terbuka, PKS nantinya tetap tidak mengaburkan nilai-nilai keislamannya. ‘Sebagai agama terbuka, Islam jangan hanya ditafsirkan dalam pengertian formal saja, tetapi lebih pada bentuk aksi-aksinya, seperti pada pemberantasan korupsi, memberantas kemiskinan, menegakkan demokrasi, menghapus pengangguran.’
Ketika ditanya, apakah dengan menjadi partai terbuka PKS tidak khawatir ditinggalkan oleh para pendukung tradisionalnya, yakni kaum muslimin, Hidayat, menyatakan hal itu tidak akan terjadi. Menurut dia, selama ini kaum muslimin memberikan dukungannya kepada PKS lebih melihat kepada perilaku dan sepak terjang para pengurus dan figur-figurnya.
‘Jadi kami tidak melihat alasan mereka untuk berpaling dari PKS, karena kami menerima orang non muslim mnjadi pendukung PKS,’ kata Hidayat. Pelingsir Puri Kesiman, Kusuma Wardana, menyatakan PKS jangan menjadi partai yang hanya memikirkan kelompoknya saja, tetapi harus memikirkan bangsa Indonesia yang besar. Kalau PKS hanya memikirkan kelompoknya, maka akan terjadi pengkotak-kotakan dan berarti PKS mengulangi kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh partai-partai lainnya.
‘PKS harus tetap lurus dalam mengawal bangsa, jangan terparuh oleh kepentingan-kepentingan yang sempit,’ kata Kusuma Wardana seusai acara silaturrahim itu.(aas )
Sumber: Republika
Url: http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=321931&kat_id=43
Pengirim: Mohammad Yusuf
Diambil dari : http://pks.or.id/2006/main.php?op=isi&id=4300
Sosialisasi Hasil MUKERNAS di Bali
Suara bijak diucapkan oleh KH Ahzami Samiun Jazuli, salah seorang yang tergabung dalam majelis syuro PKS. menurutnya ketika perbedaan itu dalam lingkup ijtihadiyah, beliau menghormati. kalau perbedaan itu upaya makar atau hal-hal yang tidak disepakati dalam dakwah ini, tentu tidak cukup dengan nasihat. "Ada langkah-langkah yang lebih bijak yang disetujui oleh kita semua, " kata beliau.
Kontroversi tentang MUKERNAS Bali, hanya gambaran kecil dari peristiwa yang lebih besar dari tubuh partai kita. Ketika awal kemunculannya, Partai Keadilan yang lalu menjadi Partai Keadilan Sejahtera, banyak menjadi tumpuan harapan. Tidak saja tumpuan harapan umat Islam, tapi harapan bangsa Indonesia. Karenanya mari kita jaga dan rawat baik-baik harapan yang sangat mahal harganya.
01 Februari 2008
Kenapa MUKERNAS II di Bali?
http://infojatim.blogspot.com/2008/01/pks-diminta-melestarikan-budaya-bali.html
28 Januari 2008
Beberapa Studi Tentang Islam
http://pks-jogja.org/adm/_download/Beberapa%20Studi%20Tentang%20Islam.zip
Pembentukan TPPD Banjar
- Tanggal 1 s.d. 4 Pebruari 2008 di Bali. DPD PKS Banjar mengirimkan dua utusan dalam MUSYAWARAH KERJA NASIONAL II sekaligus untuk pelantikan Tim Pemenangan Pemilu Daerah yaitu Ketua (Ahdiat Nurhan, S.Pi) dan Sekretaris (Sulistyono, S.Pi).
- Tanggal 17/24 Pebruari 2008 insyaAllah akan dilaksanakan MUKERWIL.
Visi Misi
Visi Umum:
"SEBAGAI PARTAI DA'WAH PENEGAK KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN DALAM BINGKAI PERSATUAN UMMAT DAN BANGSA."
Visi Khusus:
PARTAI BERPENGARUH BAIK SECARA KEKUATAN POLITIK, PARTISIPASI, MAUPUN OPINI DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG MADANI.
Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai :
- Partai da'wah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam di dalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa di berbagai bidang.
- Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil alamin.
- Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia.
- Menyebarluaskan da'wah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.
- Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.
- Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.
- Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.
- Menegakkan amar ma'ruf nahi munkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontinyu dalam bingkai hukum dan etika Islam.
- Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahim, kerjasama dan ishlah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.
- Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kedhaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang tertindas.
Anggaran Dasar
Bangsa Indonesia telah menjalani sebuah sejarah panjang yang sangat menentukan dalam waktu lebih lima decade ini dengan sebuah perjuangan yang berat dan kritis. Setelah lepas dari penjajahan Belanda dan Jepang selama tiga setengah abad, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Kebangkitan ini berjalan hingga tahun 1959 ketika upaya untuk membangun bangsa yang demokratis dan sejahtera mengalami kebuntuan dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menandai awal diktaktorisme di Indonesia. Orde Baru muncul pada tahun 1966 tetapi ternyata hanya merupakan sebuah perpanjangan tangan kekuasaan militer yang benih-benihnya sudah mulai bersemi pada masa Orde Lama. Pada tanggal 21 Mei 1998 bangsa Indonesia mengukir kembali harapannya untuk hidup dalam suasana yang mampu memberi harapan ke depan dengan digulirkannya Reformasi Nasional yang didorong oleh perjuangan mahasiswa dan rakyat.
Reformasi Nasional pada hakekatnya adalah sebuah kelanjutan dari upaya mencapai kemerdekaan, keadilan dan Sejahtera bagi bangsa Indonesia dari perjuangan panjang yang telah ditempuh selama berabad-abad. Demokratisasi menjadi tulang punggung perjuangan tersebut yang mewadahi partisipasi masyarakat dalam keseluruhan aspeknya. Bertolak dari kesadaran tersebut, dibentuk sebuah partai politik yang akan menjadi wahana dakwah untuk mewujudkan cita-cita universal dan menyalurkan aspirasi politik kaum muslimin beserta seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut.