12 Februari 2008

Sosialisasi Hasil MUKERNAS di Bali

Menindak lanjuti isu kenapa MUKERNAS II dilaksanakan di Bali, yang notabene dikenal sebagai tempat (maaf) maksiat; Katua DPD PKS Banjar, Ahdiat Nurhan mengeluarkan pendapat bahwa "Tidak boleh memandang bumi Allah dengan cara seperti itu". "PKS ke Bali sebagai penghargaan kepada kadernya di Bali, karena mereka juga berdakwah di sana. Kalau Bali disebut kota maksiat. Bagaimana dengan Jakarta, di kota ini juga maksiat sudah lengkap. Kalau kadernya tidak disupport, mengapa harus mendirikan lembaga dakwah di sana, " terang Fahri Hamzah, Wakil Sekjen DPP PKS.

Suara bijak diucapkan oleh KH Ahzami Samiun Jazuli, salah seorang yang tergabung dalam majelis syuro PKS. menurutnya ketika perbedaan itu dalam lingkup ijtihadiyah, beliau menghormati. kalau perbedaan itu upaya makar atau hal-hal yang tidak disepakati dalam dakwah ini, tentu tidak cukup dengan nasihat. "Ada langkah-langkah yang lebih bijak yang disetujui oleh kita semua, " kata beliau.

Kontroversi tentang MUKERNAS Bali, hanya gambaran kecil dari peristiwa yang lebih besar dari tubuh partai kita. Ketika awal kemunculannya, Partai Keadilan yang lalu menjadi Partai Keadilan Sejahtera, banyak menjadi tumpuan harapan. Tidak saja tumpuan harapan umat Islam, tapi harapan bangsa Indonesia. Karenanya mari kita jaga dan rawat baik-baik harapan yang sangat mahal harganya.

Tidak ada komentar: