BANJARMASIN, BPOST - Kalimantan Selatan dalam status siaga. Cuaca buruk yang berpotensi menimbulkan bencana diprediksi bakal melanda daerah ini.
Selain Kalsel, 10 provinsi di Indonesia juga menghadapi kondisi serupa. Hujan lebat disertai angin kencang bakal melanda wilayah-wilayah Sumsel bagian selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Badan Kesbanglinmas Kalsel, Fakhrudin AM dalam coffee morning di Aula Graha Abdi Persada, Kantor Gubernur, Rabu (16/1) mengaku sudah menerima peringatan dini dari Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB).
Pada intinya, seluruh daerah tersebut harus lebih waspada karena rawan bencana.Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedalda) Kalsel, Rachmadi Kurdi, juga menegaskan bahwa hampir seluruh daerah di Kalsel rawan bencana. “Terlebih cuaca buruk yang mengancam berupa angin kencang dan hujan lebat,” ujarnya kepada BPost, malam tadi.
Lebih jauh Fakhruddin mengatakan, berdasarkan informasi BMG, buruknya kondisi cuaca disebabkan adanya wilayah pertumbuhan awan memanjang dari Lampung hingga NTB. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi terjadinya hujan lebat disertai badai angin dan gelombang tinggi. Dia mengingatkan daerah-daerah yang termasuk dalam wilayah pertumbuhan awan diminta waspada. “Hujan lebat dan angin kencang bisa saja mengakibatkan terjadinya bencana,” tandas Sekretaris Satkorlak Kalsel itu.
Pihaknya mengimbau para pejabat di kabupaten/kota segera menyusun perencanaan dan kesiapsiagaan berdasarkan tingkat kerawanan masing-masing, terutama terkait penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.Menanggapi hal itu, Sekdaprov Kalsel, M Muchlis Gaffuri memerintahkan segera dilaksanakan rapat koordinasi antara Satkorlak dengan Satlak masing-masing kabupaten dan kota.“Kita tidak bisa memastikan kapan terjadi bencana. Tapi kalau sudah ada peringatan seperti itu, kita harus siap-siap sejak dini,” tandasnya.
BencanaMenurut Kepala Bapedalda Kalsel Rakhmadi Kurdi, beberapa daerah seperti di Negara (HSS), Sungai Buluh (HSU), dan sebagian wilayah di Kabupaten Banjar merupakan kawasan rawa. “Kawasan ini terbuka sehingga angin kencang bebas tanpa halangan sehinga bisa langsung menyentuh permukiman warga,” ujarnya.Selain daerah rawa, beberapa permukimam warga berada di kawasan pantai, seperti Aluh Aluh (Kabupaten Banjar), Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. “Daerah-daerah ini berhadapan langsung dengan laut terbuka dan rawan tersapu angin kencang disertai hujan lebat,” tambahnya.Sedangkan Kabupaten Balangan, HST, sebagian HSS, Tabalong, sebagian Kotabaru, dan Tala, juga rawan tanah longsor. Di daerah-daerah itu banyak terdapat kawasan curam di pegunungan.“Longsor bisa terjadi karena pegunungan yang ada di kawasan itu tanahnya tidak lagi masive akibat hutannya digunduli. Sehingga tidak lagi mengikat air,” cetus Kurdi.
Sedangkan banjir cukup mengancam Kabupaten Tala, Tanah Bumbu, Kotabaru, Batola, HSS khususnya kawasan Negara, HSU dan HST.WaspadaKepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Pemantau Bandara Syamsudin Noor, Dwi Agus Priyono mengatakan, angin kencang disertai hujan lebat masih terus terjadi hingga akhir Januari. “Kondisi cuaca ini perlu diwaspadai karena berpotensi menimbulkan bencana,” ujarnya.Dia mengingatkan masyarakat perlu waspada terhadap perubahan cuaca yang pada siang hari begitu panas, tiba-tiba berubah hujan deras disertai angin kencang pada sore. Buruknya kondisi cuaca membawa dampak langsung pada pelayaran. Perusahaan batu bara terbesar kedua di Kalsel, PT Adaro Indonesia sudah tiga pekan terakhir tidak bisa memenuhi permintaan batu bara sejumlah kliennya di Pulau Jawa.Ribuan ton batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik di Pacitan, Suralaya maupun Cilacap terpaksa menumpuk di stokpile Kelanis. “Kami tak ingin mengambil risiko, karena kondisi cuaca memang tak memungkinkan untuk angkutan kami,” jelas Ismail, jurubicara PT Adaro Indonesia di Tanjung, Tabalong, kemarin.
Kondisi yang sama juga dialami H Bandu Daeng Manase. Pemilik usaha jasa pelayaran kapal itu mengaku semenjak angin kencang dan laut pasang, armada kapalnya tidak bisa berlayar. “Sudah lima hari ini, kapal kami tidak bisa berlayar ke Surabaya,” ujar Haji Daeng seraya berharap agar cuaca kembali normal. Sebelumnya, Kepala BMG Pusat Sri Woro Harijono telah mengingatkan bahwa beberapa wilayah perairan di Indonesia belum aman dari amukan gelombang tinggi. Gelombang antara 3 sampai 6 meter masih akan terjadi. “Semua jenis kapal berbahaya menghadapi tinggi gelombang laut seperti sekarang ini,” jelasnya.
Namun Kepala Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Banjarmasin Captain Sufrisman Djaffar mengatakan hingga kemarin arus lalulintas kapal masih berjalan seperti biasa.“Hingga kini (kemarin) kondisi gelombang di Laut Jawa masih sekitar 3-4 meter. Bahkan untuk daerah Tabunio, muara Barito informasinya masih sekitar satu meter,” ungkapnya.Meski kondisi gelombang laut cukup tinggi aktivitas pelayaran kapal di Laut Jawa masih sibuk. “Untuk kapal-kapal besar sampai sekarang tidak masalah. Bahkan kapal-kapal penumpang dari Surabaya juga masih jalan,” katanya.Hanya saja, dikatakan Sufrisman, untuk kapal-kapal kecil, seperti kapal layar tentu sangat membahayakan. “Makanya sampai sekarang maklumat (peringatan) untuk berhati-hati ketika berlayar belum kita cabut,” imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar